Sunday 15 February 2015

Bagaimana dengan Mereka?

Beberapa minggu lalu ketika gw mulai beraktivitas ke kampus lagi, gw melihat pemandangan yang berbeda di sepanjang jalan lenteng agung arah Depok. Biasanya di sisi kanan jalan itu banyak taman-taman buatan yang kecil tapi indah. Lumayan menyejukkan mata. Kalau gw dan paca lewat situ, dia pasti teriak "air terjuuun!!" dan gak bisa melepaskan pandangannya ke sisi kanan jalan sampai deretan taman itu berlalu.

Poor paca, dia nggak bisa melihat air terjun kesukaannya lagi sekarang. Ya, soalnya kios-kios pembuat taman itu sudah dihancurkan, mungkin karena letaknya di pinggir jalan kereta.

Lalu gw pun berpikir..
Mereka pindah kemana ya?

Sebenernya hal ini gak terjadi sama mereka saja. Yang gw lihat, sepertinya PT KAI atau mungkin pemda Jakarta secara umum lagi melakukan penertiban ya? Berbagai kios-kios "liar", seperti di deretan Pasar Minggu itu juga dirubuhin. Di Monas juga udah dilarang jualan. Kalau ketahuan jualan, dagangannya disita..kasihan

Melihat Jakarta tertib? tentu sangat senang. Tapi lagi-lagi gw mikir, 
Mereka pindah kemana ya?

Mereka, walaupun terlihat seperti parasit benalu yang selalu tumbuh dan tumbuh, yang kalau diusir bakal tetep dateng kayak flora normal kulit manusia, sebenernya adalah WARGA INDONESIA juga. Sebenalu apapun mereka, mereka itu punya hak juga loh, dear pejabat-pejabat tinggi Indonesia. 

Mereka juga manusia, mereka punya keluarga. Bahkan biasanya, keluarga ekonomi rendah punya anak (tanggungan) yang lebih banyak dari orang-orang ekonomi tinggi. Lalu, jika penghasilan mereka yang mungkin saat itu saja belum cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka dihilangkan, mereka mau makan apa? mereka mau bertahan hidup dengan cara apa?


Dan dari situlah gw mikir,

"dear pejabat tinggi negara.. jangan paksa mereka untuk berbuat tindakan kriminal."

Mungkin penyebab maraknya pembegalan dan kriminalitas sadis di Depok akhir-akhir ini karena sebagian dari warganya have just lost their jobs.
Secara umum, memang benar, semakin sulit untuk hidup, semakin rendah pula tingkat kesejahteraan masyarakat, semakin tinggi kecemburuan sosial, dan semakin tinggi pula angka kriminalitas.

Coba deh bayangin kalo anda jadi mereka.. 
Anda jualan tissu atau makanan ringan di pinggir jalan, sementara anda melihat orang-orang yang lebih beruntung di dalam mobilnya yang nyaman. Apa yang akan ada pikirkan?

Kesal, cemburu, merasa pemerintah tidak adil, berprasangka buruk bahwa harta yang mereka dapatkan itu haram dan harusnya buat anda, merasa bahwa harta mereka sebagian harusnya buat anda, dan lain-lain.

Apalagi kalau si orang-orang beruntung itu seolah menutup mata akan kehadiran mereka.....
Mungkin mereka akan semakin terdorong untuk melakukan tindak kriminal.


Jadi, jangan terlalu bahagia melihat penderitaan orang lain. Jangan terlalu bahagia dengan penertiban pedagang atau sebagainya.. Karena justru dari situ kitalah yang mungkin jadi korban juga.

Bayangin deh, kalau anda adalah seorang ayah dan anak anda terkena usus buntu misalnya, yang harus segera dioperasi. Tapi anda tidak punya uang untuk membayar biaya operasi. 
Apakah anda akan diam saja melihat anak anda mengerang kesakitan?
Lalu anda akan berpikir bagaimana caranya mendapatkan uang banyak dalam waktu sekejap?
Percayalah, seorang Ayah akan melakukan hal apapun untuk buah hatinya
Sebesar apapun risiko dan buruknya perbuatan itu..


Jadi, bagaimana dengan mereka?
It's really frustrating to be helpless..

Semoga di kemudian hari tidak ada lagi orang-orang seperti mereka. Caranya? Preventif lebih baik. Tuntut ilmu yang bener selama masih sekolah. Supaya bisa bekerja dan dapat penghidupan lebih baik. Ajarkan etos kerja dan pantang menyerah kepada generasi muda kita.

11 comments:

  1. Nice one, I cant agree more...

    Kalo diusir, bisa menambah tingkat pengangguran dan (mungkin) kriminalitas, dan... kasihan pastinya.
    Tapi sebaliknya kalo dibiarin, seolah memberi kesan bahwa aturan ketertiban itu tidak harus dipatuhi, dan khawatirnya... bisa jadi contoh orang2 lain untuk melakukan hal serupa.

    Apa mungkin solusi terbaiknya, lokalisasi? Tapi makan banyak biaya dan waktu, hmm... entahlah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iyaa.. sebenernya yaa kalo menurut saya --yang sotoy ini-- solusinya adalah pembangunan yang merata. Sebab.. kalo ditelaah lebih dalam, para pedagang ituu sebagian besar bukanlah orang jakarta.

      Seandainya desa-desa dan pulau-pulau di Indonesia dibangun sama bagusnya dengan Jakarta, mereka gak bakalan mau pindah, yakin deh..

      Lokalisasi mungkin bisa jadi solusi jangka pendek sementara pemerataan pembangunan berjalan kali yaa..

      Delete
    2. Hahaha bener, idemu bagus kok.

      Kalo yang sepengetahuan saya (yang juga sok tau ini, lol) emang Jakarta dibangun jadi kayak sekarang kan udah berpuluh tahun. Perusahaan luar bereputasi tinggi, dan orang-orang yang mencari janji kehidupan lebih tinggi, ketemu di sana, saling menemukan apa yang dicari. Investasi berdatangan, jadilah ekonomi meningkat, taraf hidup meningkat, daya beli masyarakat meningkat. Pada akhirnya, jadi pedagang di Jakarta terkesan (atau memang bener ya?) lebih menguntungkan dibanding kota lain. Meskipun yaa imbasnya, jumlah manusia di sana membludak ngga ngerti lagi hehehe. Butuh solusi lebih untuk manajemen transportasi dan perumahan yang baik, setidaknya.

      Kalo definisi pembangunan merata menurutmu ini yang kaya gimana ya, dan kota lain yang mau dibikin sama bagus dengan Jakarta itu, bagus dalam aspek apa aja? :)

      Terus... kalo mau memajukan kota lain, kota-kota mana yang sebaiknya dipilih dulu supaya adil dan merata, dan langkah pertama yang perlu dilakukan di kota itu apa tepatnya? Dan nantinya, apakah orang Jakarta bersedia pindah keluar, kalo udah 'pewe' bertahun-tahun menetap disana? Hmm...

      Delete
    3. Wah...pertanyaannya seperti lagi sidang skripsiiii :"""D

      Saya nggak ahli di bidang ini sih sebenernya, tapi kalo saya memposisikan diri sebagai warga desa, saya pengen dasar-dasar bertahan hidup diperbaiki dulu, seperti sumber air bersih, akses ke kota lain (transportasi), listrik, pendidikan, pelayanan kesehatan, dan lain-lain.

      Trus supaya bisa mendapatkan uang, buka lapangan pekerjaan di daerah itu sesuai dengan potensi masing-masing.. kalo misalnya daerah tertentu punya kebudayaan batik dan warga sekitar mata pencahariaan utamanya sebagai pembatik, monggo dikasih modal biar jalan usahanya.

      Mengenai kota mana duluan... hmm.. ini harus lihat statistiknya dulu gak sih? hehe
      langkah pertama, jelas --> identifikasi masalah, lihat daerah tersebut kurangnya di sektor apa..
      tapi ada yang lebih penting sihhh dari itu, yaituuu *jeng jeng*
      beresin dulu internal pemda yang bersangkutan, baik dari efektivitas kerjanya maupun dari "kebersihan" nya.. karena sebagus apapun rencana yang dibikin kalo eksekutornya memble.. susah juga .___.

      *nggak, saya nggak lagi nyapres kok wkwkwk*

      Kalo menurutmu gimana??

      Delete
    4. Tidaaaaak, jangan sebut2 kata ajaib "ituu"... >.< #abaikan

      Waaah setuju2...! Dari kebutuhan dasar, lapangan kerja, kemudian (mungkin) rekreasi ya? Karna kalo kota ngga ada obyek menarik, orang dalemnya bosen, orang luar juga ngga berminat masuk. Duit yang muter2 di kota itu ya segitu2 aja ntar, engga ada pergerakan ekonomi dari kota lain.

      Katakanlah ada satu orang yang pengen membuat gebrakan (gebrakan?) ini, peran terbaik apa sih yang bisa dia ambil... Pengusaha? Belum tentu dapet 'authority' nya kalo pemerintah nya ngga mendukung. Jadi wali kota? Well, ribet juga kayanya ya kalo mesti ikutan parpol, cari pendukung, dan segala tetek bengek politiknya. Jangan2 paling memungkinkan cuma jadi... pemimpi? :D

      Hahaha, kalo punya pendapat lebih tuang2in aja...

      Delete
    5. oh iyaa rekreasi juga penting tuh..

      yahh jangan bro, gak maju-maju nanti negara kita kalo semuanya begitu :(
      susah sih kalo sendirian, semua stakeholder harus sinergis (kok cliche banget yak jawaban saya daritadi)

      tapi kalo disuruh pilih 1 yang terbaik, saya pilih superman! gadeeng
      sejauh ini saya masih mikir pemimpin itu sosok yang paling penting sih...

      Kalo untuk perubahan yang evolusioner (lambaat) mungkin yang paling berperan itu adalah wanita #azeek. Wanita bakal jadi ibu yang punya kewajiban ngedidik anak. Makanya wanita juga perlu sekolah tinggi-tinggi. Tujuannya bukan biar dapet kerjaan dan jadi wanita karir, tapi biar bisa ngajarin anaknya. (wah nasib indonesia ada di tangan wanita! kyaa kyaaa)

      Kadang saya mikir juga siih...
      Kan di tv banyak yang katanya jago ngehipnotis, kenapa mereka gak pake aja ilmunya buat ngebrainwash pejabat-pejabat supaya jadi "bener" dan jujur saat menjawab pertanyaan penyidik.

      Atau sekalian aja satu Indonesia dihipnotis biar jadi kayak orang-orang di negara maju. HAHAHA

      anyway, it's just my silly fantasy


      btw, drop the anonymous thing, will you? hehe

      Delete
    6. HAHAHAAA sumpah ngakak ngebacanya barusan...
      Bukan, bukan karna bagian yang superman atau hipnotis, tapi lebih karna paragraf 4!
      Blak blakan abis!! XD #peace #peace

      No worries, bukan karna ngga setuju kok. Gue setuju banget malah, emang peran mereka2 ini super signifikan. Cuma, mungkin banyak yang ngga nyadar, sering tidak diperhitungkan kalangan manusia pada umumnya. Underrated. So... all the best deh ya! :p

      Terus kalo "pemimpin" yang elo refer sbg sosok yang paling penting itu, pemimpin pemerintahan ya?
      Jangan bilang "pemimpin keluarga" HAHAHAA ! (aduh2 maaf, kayanya ketularan nih wkwk)


      Erm... how about no? Pilihan kan ada untuk dipilih :p
      Yaa kali aja kan yang baca comment ini ngga cuma pemilik blog, tapi juga pengunjung2 lain. Seru aja kan, biar jadi penasaran2 ngga penting gitu hahaha... (don't ever spoil my identity!)

      Delete
    7. Tapi ini fakta lhoo --> "behind every great man there's a great woman"
      *yahh dikira geer beneran deh gue T____T*

      HAHAHA... ini ganti judul aja kali yaa jadi keluarga samara wkwk

      Okaay then, your secret is safe with me Mr. Anon.

      Delete
  2. Hmmm sekarang kan sudah otonomi daerah, emang harusnya daerah sdh harus bs memajukan daerahnya karena pengelolaan SDA dan SDM disuatu daerah tanggung jawab besar itu ada di PEMDA bukan pusat lagi.

    Tapi sih emang kl menurut pendapat gue yang juga harus dilakukan diawal itu adalah ngeberantas dulu pungli2 soalnya setau gue para pedagang itu kan juga bayar perbulannya dan ga kecil juga. Karena kasihan juga para pedagang berjualan dan udh bayar sekian dan digusur krn emg sesuai aturan perundang2an mereka emg ngelanggar.

    Hal lain yg perlu dilakukan ya emg sosialisasi aturan2 perundang2an. Karena sesungguhnya masih byk masyarakat yang awam ttg aturan2 perundang2an terutama mengenai pekerjaan mereka

    ReplyDelete
    Replies
    1. hhm... iya tuh, gw juga pernah denger pungli2 itu. Banyak yang mikir bahwa mereka sudah bayar berarti seharusnya mereka legal. padahal uangnya masuk kas pribadi oknum ttn. Hiks jadi sedih gw kalo inget perundang-undangan dan hukum (tentunya) yang juga jelek di Indonesia..

      Well, iya sih, memang sebenernya pedagang liar itu salah karena mereka berjualan di tempat yang tidak seharusnya. Hm.. jadi multifaktorial deh ya pokoknya, pemerintahnya salah, rakyatnya salah, penegak hukumnya salah. kita juga salah (LOHH HOW COME??).. Entahlah, terkadang gw merasa ketidakberdayaan gw termasuk suatu kesalahan huft

      Jadi pesimis ngliatnya.. Mungkin bakal butuh puluhan tahun dan beberapa generasi buat ngubah indonesia... Ya ampuun, gw masih hidup nggak yaa untuk menyaksikan Indonesia yang lebih baik? :(

      Delete
    2. Hmmm sesungguhnya kdg yg pungli itu bs jd dr oknum di PT KAI itu sendiri sar tp oknumnya bkn oknum resmi ya tp you know lah...

      Gue jga merasa gitu gue berharap bs mengubah Indonesia. Intinya sekarang kita belajar aja yang bnr mempersiapkan ilmu utk mengubah Indonesia dan jgn lupa berikan doa terbaikmu stlh sholat utk kemajuan Indonesia

      Delete

comments