Sunday 4 June 2017

Si Peminta

Modul Kulit adalah modul yang terkenal detil dan perfeksionis. Belum saja modul dimulai, jadwal ujian beserta penguji sudah keluar saja di hari pertama. Gemetar tubuh ini saat aku melihat jadwal pengujiku. Kami diuji oleh 2 penguji. Salah satu pengujiku masuk di daftar penguji "red flag", istilah penguji killer yang perlu diwaspadai versi anak FK.

"Dek, kamu kurang doa ya?" bahkan seorang PPDS berkata demikian kepada teman saya yang sama-sama mendapat penguji killer. Ah..masa iya? pikirku dalam hati.

Hari demi hari terus berlalu hingga Bulan Ramadhan pun tiba. Ujian kami memang diselenggarakan di awal bulan suci ini.

Sementara itu, hari demi hari bayangan penguji killer itu muncul di benakku. Setiap berbuka dan setelah qiyamulail aku berdoa, "Ya Allah.. permudahlah jalanku untuk menyelesaikan pendidikan ini. Lunakkanlah hati pengujiku, kalau perlu ganti pengujiku dengan penguji lain yang lebih baik hati, ya Allah"

Setiap hari doa itu aku panjatkan. Awal mula aku meminta, doa itu terdengar kekanak-kanakan sekali, ke duniawi-an sekali. Seperti anak kecil yang merengek minta mainan ke orang tuanya. memalukan.
Aku tau, seharusnya kalau mau lulus ujian ya harus belajar keras. Kalau tidak lulus, berarti usahaku kurang keras. Pikiran ini membuatku sungkan berdoa kepada Allah. Namun, aku sungguh tidak ingin mengulang dan memperlama studiku. Alhasil doa ini selalu terselip di antara doa-doa yang aku panjatkan setiap berbuka.

Menjelang ujian, aku benar-benar risih. Aku suruh semua orang yang ada di rumah untuk mendoakan keberhasilan ku. Aku meminta kakakku untuk membantuku belajar. Ya, aku terkadang se-khawatir itu.

Saat hari H ujian, aku datang lebih pagi dari biasanya. Kami yang diuji dengan dosen yang sama duduk berdekatan sambil mengulang-ulang materi yang akan diuji. Menjelang waktu yang akan ditentukan, penguji redflag ini berjalan melewati kami menuju ke tempat ujian. Deg!

Jantungku berdegub sangat kencang. kedua kaki ku lemas. peluh bercucuran di sekujur tubuhku. Dalam kegentingan ini, tak hentinya aku berbisik kepada Allah "ya Allah, mudahkan..mudahkan. Lembutkanlah ia hari ini ya Allah". Aku benar-benar seputus asa itu.. Mungkin karena aku memiliki banyak pengalaman diuji oleh dosen paling killer se-departemen dan beberapa di antaranya tidak berjalan mulus.

Satu persatu urutan sebelumku dipanggil masuk ke ruang ujian. Aku urutan terakhir. Setelah 30 menit, urutan pertama keluar. "baik bangettt njiirr.. dan cepet banget. sumpah baik bangett bener-bener baik." tutur temanku yang urutan pertama itu. Setelah itu, temanku urutan kedua dan ketiga juga berkata demikian. Mereka terheran-heran karena apa yang mereka rasakan berbeda dengan "cerita-cerita" teman-teman kami di rombongan sebelumnya.

Hingga akhirnya temanku urutan keempat dipanggil masuk. Penguji redflag kami pergi ke toilet kemudian tampak mengangkat panggilan telepon. Lama beliau berbincang melalui telepon nya. Setelah menutup panggilan, beliau bergegas menjauhi ruang ujian. Beliau berjalan dan terus berjalan hingga punggungnya tak lagi dapat kulihat, menghilang dibalik tembok. Beliau pergi.

Tinggallah satu penguji di dalam ruang ujian. Penguji yang menurut banyak orang adalah penguji yang sangat baik. Alhamdulillah ujian dapat kulalui dengan lancar.

Selesai ujian, tak henti-hentinya aku mengucapkan syukur. Allah mengabulkan kedua doaku sekaligus!! Di luar dugaan, pengujiku sangat baik sekali saat menguji teman-temanku. Dan yang kedua, aku sungguh tak mengira pengujiku akan diganti. Allah memang selalu memiliki cara untuk menolong hambaNya bahkan saat kita berpikir tidak mungkin sekalipun.

Aku teringat sebuah ceramah. Allah itu tidak seperti manusia. Kalau kita minta-minta kepada manusia, manusia itu akan dongkol dengan kita. Tapi tidak dengan Allah. Allah Maha Kaya, Maha Berkehendak, dan Maha Dermawan. Allah senang jika hambaNya berdoa, merengek kepada Nya. Justru saat kita enggan berdoa, Allah akan marah karena itu menandakan kita terlalu sombong atau kita menganggap Allah pelit. Apapun itu, utarakan kepada Allah. Yang terpenting bukanlah dikabulkan atau tidaknya doa kita, tetapi nikmatnya kita meminta dan berkomunikasi dengan Allah.

Jadi, jangan pernah berkata "eh masa kayak gini minta ke Allah sih.." lagi. Rabb kita sangatlah dermawan.

Jangan malu minta sama Allah, tapi malulah saat kita minta-minta ke manusia.

Selamat berdoa :)