Wednesday 16 March 2016

Keberanian

Helloo readers! udah lama yaa blog ini nggak aktif. Highlight nya adalah gw sekarang udah memasuki dunia klinik. Artinya, gw mempraktikkan apa yang gw pelajarin saat kuliah ke pasien beneran. Kita nggak dilepas sendirian gitu aja, tapi disupervisi sama residen a.k.a PPDS (dokter yang sedang mengambil program spesialisasi) dan konsulen (dokter senior yang udah jago banget deh).

Di post kali ini, gw cuma mau cerita suatu kisah sangat patriotik yang membuat gw terharu :"

Jadi ceritanya, gw lagi rotasi di suatu departemen (sebut saja B**V) dan setiap hari Selasa ada ronde (keliling semua pasien) PPDS bersama konsulen. Konsulen-nya terkenal sangat killer. Koas pun diajak ronde.

Sehari sebelum ronde dimulai, kami -para koas dengan kepala hipersonor- udah duluan visit pasien dan ngafalin semua kondisi terakhirnya karena kita bakal ngebawain pasien tsb ke konsulen. Udah simulasi juga.

Jam 06.15 kami udah nongkrong di depan pintu departemen. No telat! padahal rondenya jam 7. Pkl 6.55 sang konsulen muncul dari balik pintu dengan cepat bak anak panah keluar dari busurnya, diikuti rombongan PPDS di belakangnya.

Dengan jantung berdegup-degup kencang, koas bebek mengikuti rombongan (persis kayak mo parade tujuhbelasan). Bersyukur kita disuruh tunggu di gedung rawat inap. Dengan mulut yang tak henti-hentinya komat-kamit menghafal syair SOAP, kami menunggu di depan kamar pasien.

30 menit menunggu, rombongan ronde datang dari ujung lorong. Rasanya pengen pinjem invisible cloak nya Harry Potter aja. Presenter membawakan SOAP pasien dengan baik dan lancar. Namun, belum selesai semua dibawakan, konsulen memotong dan mulai tanya-tanya.

Menurut gw sih temen gw udah menjawab dengan baik. Namun, sang konsulen tidak puas. Jadilah kita kena semprot. Sampe pada bagian klimaksnya.....

Konsulen (K)     : "Lu kan udah gue suruh belajar kemaren. Lu belajar nggak?"
*hening....* Kemudian ada salah satu dari kami yang memberanikan diri untuk menjawab
Dek Koas (DK) :  "Belajar, dok. Tapi yang kami pelajari memang seperti yang si xxx bilang"
K    : "Sama siapa lu belajar? Sebut namanya" (doi minta nama PPDS yang ngajarin kita)
DK : "hmm... *ragu menjawab*...
K    : "Jawab! sama siapa lu belajar?"
DK : "hmm......waktu itu kami belajar bareng-bareng aja sih, dok" --> ceritanya nggak mau numbalin PPDSnya
K    : "Kan gue udah bilang! Belajar nya didampingin sama PPDS!"
DK : "oh iya, dok. Ada PPDSnya
K    : "Siapaa?"

"SAYA DOK"

Semua wajah yang tertunduk (baik PPDS maupun koas) nengok ke arah sumber suara (termasuk gw). Dia adalah chief PPDS yang emang bertanggung jawab ngajarin kami. Dan dari kemarin pun udah ngajarin kami. Tapi kami nya aja yang nggak kepikiran buat nanya-nanya sejauh yang konsulennya bakal tanyain.

Salut sama keberanian sang PPDS buat mempertanggungjawabkan kewajibannya. Setiap inget kejadian ini, yang terbayang di otak gw adalah.... film Hunger Games scene pemilihan tribute. Saat semua orang pada takut dan nggak mau kena semprot, si PPDS ini dengan berani maju ke depan. Persis Katniss Everdeen pas bilang, "I volunteer..!"

Akhirnya PPDS berinisial R itu kena semprot deh.. untungnya nggak diusir dari rombongan.

Makasih yaa dok atas supportnya. Semoga studinya lancar dan ilmunya berkah. Keep being like Katniss Everdeen hehehehe

Friday 11 March 2016

Privacy

I wanted to tell everything to you.
I wanted a friend that I can talk to.
And since it's you, I thought I can share my problems and my life.
But through out my dark days in the past,
I only saw you as my teacher.

Teachers assess, they give scores.
And I didn't want to look like a stupid student you always disgrace.
Maybe I wear too much pride on my face.
Or I had too much expectation on you.

So I sorted out things I allow and didn't allow you to see
I chose to hide my feelings
I chose to savor the torment

But I guess I survived
and I forgot how much I wanted to make friend with you
I buried down that wish as I evolved to be
...a more self-dependent person
I've become tougher!

I built a wall so I won't lean on you too much
I learned how to stand up tall on my feet
Unexpectedly.. i like it that way

I like to keep everything for myself
I don't have to put some efforts,
trying to make you understand
I don't have to explain
or listen
or be hurt

I just need my own space
Where there's only me
For me to clear out my minds
So I can manage my feelings and thoughts

I just need my own space
because sometimes 


walls listen better than ears