Monday 13 April 2009

Ketika Politik hanya sebatas permainan...

Topik saya kali ini ttg politik [yahh langsung ngantuk deh..]. Hahaha.. memang, kesan pertama anak SMP seumuran saya, kalau denger kata-kata politik langsung bosen, ngantuk, syallalalalla... tpi, sadar gak,sih?? politik itu penting sekali untuk membangung sebuah negara. knapa? karena ini menyangkut para pemimpin negara kita.

Pemilu tgl 9 april 2009 yang lalu bisa dibilang berjalan 'kurang' lancar. Banyak peraturan yang dilanggar sejumlah partai politik demi memperoleh suara terbanyak. Warga yang memenuhi syarat tidak terdaftar dalam DPT. Warga yang sudah meninggal dunia malah terdaftar dalam DPT [inilah yang terjadi di kampung saya dan teman saya].

Sepertinya, pemilu hanya basa-basi untuk menyatakan negara kita negara demokratis. Padahal dibalik itu, orang-orang licik sedang mengendalikan keadaan. Lihat saja semua kekacauan pemilu yang saya sebutkan tadi. Yang lebih membingungkan, perolehan suara di sejumlah daerah. Masuk akal nggak,sih, kalo caleg yang tersangkut kasus korupsi dapat memperoleh suara terbanyak?? bisa ada 2 kemungkinan. pertama, caleg itu nyuap/curang. kedua, warga terlalu naif untuk dikibuli. Hal ini sungguh ironis.

bicara ttg caleg, kenapa,sih, orang-orang malah berebut jadi pemimpin?? Padahal, tanggung jawab seorang pemimpin itu sangat besar dan harus dipertanggungjawabkan bukan di dpan manusia, tpi di depan Allah S.W.T. ketika saya kelas 8, saya terpilih jadi ketua MPK. Saya merasakan begitu berat beban seorang pemimpin [padahal masih lingkup sekolah,lho]. Waktu itu, saya malu sekali kalo saya berbuat kesalahan. Dari pengalaman saya itulah saya bertanya-tanya. apakah pemimpin kita punya rasa malu ketika melanggar hukum?

Ketika menjadi penguasa, godaan untuk KKN sangat berat. ttpi pemimpin sejati harus bisa menahan diri dari godaan tsb. karena, kalo pmimpin itu gak bisa menahan diri,berarti dia GAK PANTES jadi pemimpin! Tidak hanya bisa menahan diri, seorang pemimpin harus punya wawasan mengenai negara, politik, hukum, serta hal-hal lain yang penting untuk memajukan bangsanya. Tapi readers, coba deh, kita lihat caleg-caleg yang jumlahnya bejibun itu. Apakah mereka punya wawasan yang cukup? Bukannya saya sok, tapi jika dilihat dari foto-foto yang mereka 'pampang' di sepanjang jalan, rasanya belum memenuhi persyaratan yang kedua. Kebanyakan hanya menonjolkan popularitas mereka atau wajah mereka yang menawan. Dan dengan sangat disayangkan, warga-warga dengan mudahnya tertipu jebakan itu.

Readers pasti tau sejumlah caleg artis,kan? Menurut saya, lolosnya selebritis menjadi caleg merupakan bukti lain kebobrokan pemerintahan kita. bayangin deh, artis-artis itu kan lebih banyak menjalani hidupnya dengan berakting. Sedangkan, untuk bisa ahli dalam bidang politik [saya yakin 99%] harus dengan latihan dan pengalaman yang saaannggaaattt banyak. gak bisa KILAT! Di layar kaca, mereka bisa saja berakting bijaksana, cerdas, dll. tapi sadar! mereka sedang 'berakting'! Intinya, karakter mereka di film bisa saja BERBEDA dengan karakter yang sesungguhnya.

Menanggapi hal ini, jelas, saya sebagai rakyak Indonesia merasa sakit hati. Memangnya negara ini sebuah permainan?? memangnya memimpin NEGARA INDONESIA yang BESAR ini segampang membalikan telapak tangan? SADAR dong, Pak-Bu Caleg! Kita ini di dunia nyata. bukan angan-angan. Jadi, toloongg.. tolong pikirkan dengan matang tindakan yang dilakukan. Jangan sembarang ikut-ikutan jadi caleg.
1. pertama, warga sudah capek dibohongi.

2. kedua, demi kebaikan bapak-ibu! daripada udah ngutang dan buang-buang duit jutaan untuk kampanye trus gak kepilih akhirnya mendekam di RSJ, mending duitnya buat jualan atau disedekahin. Toh, lebih gampang. gak stress, gak dihantui oleh masyarakat yang miskin sedangkan anda membuang uang untuk kampanye.

Maaf bila ada kata yang kurang berkenan. Dengan senang hati saya menerima kritik dan saran dari pembaca. [masih perlu banyak belajar untuk menulis...]

No comments:

Post a Comment

comments